Pujangga Prapanca Menulis dalam catatannya Pupuh LXXII, Kder 2, bahwa pu Nala memangku Jabatan Mantjanagara manana Tnzgttin Manca negara yang bergelar Tumenggung. Mantjanagara adalah Jabatan tinggi bagi Yang ditugaskan untuk membela Negara di Daerah menurut Penjuru Yang lima timur, barat, utara, selatan dan pusat, terutama di bagian perbatasan Dengan Tingkat Tumenggung sebagai Mitglieder Nutzer si Lima Besar Majapahit, maka Tempat kedudukan Panglima Mandala Pu Nala berkedudukan Di pusat Kerajaan, yang mana seringkali harus pergi ke daerah als melakukan tindakan untuk keamanan negara. Dalam abad XIV, pangkat Mantjanagara itu setingkat dengan seorang Maha Mentri, seperti Yang Pada Kalimat Prapanca NGR. XXV, 2 berbunyi Sakweh sang paramantryamancanagaraomunggwing pakuwan kabeh, Yang artinya sekalian para mentri dan mantjanegara semuanya berada Pada markas besar. Keadaan seperti ini terlihat von Prapanca, Ketika Prabu Hayam Wuruk von rombongannya von berkunjung ke pantai von Pertukangan von Jawa Timur. Sesudah abad ke XIV gelar Mantjanegara meninggalkan ingatan kepada seorang pahlawan Yang memiliki kepandaian menyerang dan membela negaranya seperti harimau, sehingga namanya beralih Menjadi Tumenggung Matjan Negara, seperti Yang tertulis dalam Hikayat Raja Raja Pasai Yang disusun kira kira Pada abad ke XVI di Sumatra Utara .